SAVE EARTH

SAVE EARTH
Powered By Blogger

Minggu, 26 Desember 2010

Fosil Di Siberia "Kerabat" Orang Papua

VIVAnews - Sejumlah ilmuwan yang mencoba memecahkan sandi DNA sebuah fosil keluarga manusia yang ditemukan di Siberia, Rusia, terperanjat. Lima persen DNA orang Melanesia yang mendiami Papua dan Australia itu ditemukan di makhluk yang dijuluki "Denisovans" itu.

"Kami kira ini kesalahan ketika pertama melihatnya," kata David Reich, peneliti dari Harvard University, yang menulis laporan ilmiah ini. "Namun ini nyata," katanya dilansir the Associated Press, Rabu 22 Desember 2010.

Lebih aneh lagi, fosil itu justru tak menunjukkan sama sekali kaitan dengan nenek moyang orang yang sekarang mendiami Siberia. Padahal, lebih dari 30 ribu tahun lalu, "Denisovans" malang melintang di benua Asia.

Laporan mengenai kaitan "Denisovans" dengan ras Melanesia ini merupakan laporan kedua setelah laporan yang menyimpulkan terjadi perkawinan silang manusia (homo sapiens) dengan Neanderthal di Timur Tengah, sesaat setelah nenek moyang manusia keluar dari Afrika namun sebelum mendiami Eurasia (kawasan antara Asia dan Eropa).

Sementara untuk "Denisovans" kemungkinannya terjadi kawin campur dengan nenek moyang orang Papua yang bermigrasi keluar dari Afrika sekitar 45 ribu tahun lalu. Namun para ahli masih melanjutkan penelitian lebih jauh soal genom "Denisovans" ini. Todd Disotell dari New York University menyatakan, mereka harus mencari petunjuk jejak warna kulit dan matanya.

"Kami akan merinci gambaran orang ini dalam beberapa tahun ke depan berdasarkan genom ini," katanya.

Keberadaan sanak manusia ini terungkap sembilan bulan lalu berdasarkan sampel DNA yang diselamatkan dari sebuah tulang jari yang ditemukan di Gua Denisova di selatan Siberia. Para peneliti lalu menggunakan Denisovans untuk genom itu, meski belum diketahui apakah mereka merupakan spesies terpisah dengan manusia (homo sapiens).

Namun genom yang ditemukan telah membuktikan Denisovans lebih berkerabat dekat dengan Neanderthals daripada manusia modern. Temun ini mengindikasikan bahwa keduanya muncul dari sebuah nenek moyang yang sama.

Ilmuwan belum tahu seperti apa perawakan Denisovans ini. Namun dari sebuah temuan geraham atas Denisovans di gua itu, ukuran dan bentuknya berbeda dengan Neanderthals dan manusia modern, yang sama-sama pernah hidup seperiode dengan mereka.

David Reich menyatakan, jari dan gigi itu belum ditentukan tanggalnya, namun berdasarkan temuan tulang binatang di sekitarnya, diperkirakan lebih dari 30 ribu atau bahkan 50 ribu tahun yang lalu. Dan mereka atau nenek moyang mereka diduga kawin-mawin dengan nenek moyang manusia modern yang merantau ke Papua pada 45 ribu tahun lalu.

Namun, menurut Reich, aneh jika perjalanan nenek moyang orang Papua melewati Siberia untuk sampai ke Papua. Kemungkinannya adalah Denisovans ini yang melanglang Asia termasuk sampai ke selatan.

"Jelas sekali mereka menyebar di Asia," katanya. Dan ini butuh penelitian DNA warga Asia yang terisolasi lama.

Sementara itu, Rick Potts, Direktur Program Asal-usul Manusia di Smithsonian Institution, berpendapat, penemuan gen Denisovans ini memperkuat dugaan mereka berbeda dengan Neanderthals dan manusia modern. Meski ditemukan DNA Melanesia di Denisovans, Potss berpendapat bukan karena perkawinan campur namun karena DNA dari nenek moyang itu yang bertahan pada mereka namun hilang di populasi manusia modern umumnya.

Penemuan ini membuat teori yang dikemukakan ahli genetika dan struktur DNA manusia dari Oxford University, Inggris, Stephen Oppenheimer, menemukan basis. Dalam bukunya, Eden in The East, Oppenheimer mengemukakan teori Sundaland merupakan pusat peradaban.

Menurut dia, nenek moyang dari induk peradaban manusia modern berasal dari tanah Melayu yang sering disebut dengan sundaland atau Indonesia. Oppenheimer menceritakan, niatnya meneliti ini dimulai dari komentar tanpa sengaja oleh seorang pria tua di sebuah desa zaman batu di Papua Nugini.

Dari situ dia mendapati kisah pengusiran petani dan pelaut di pantai Asia Tenggara, yang diikuti serangkaian banjir pasca-sungai es hingga mengarah pada perkembangan budaya di seluruh Eurasia. Oppenheimer meyakini temuan-temuannya itu, dan menyimpulkan bahwa benih dari budaya maju, ada di Indonesia.

Buku ini mengubah secara radikal pandangan tentang prasejarah. Pada akhir Zaman Es, banjir besar yang diceritakan dalam kitab suci berbagai agama benar-benar terjadi dan menenggelamkan paparan benua Asia Tenggara untuk selamanya.

Hal itu yang menyebabkan penyebaran populasi dan tumbuh suburnya berbagai budaya Neolitikum di Cina, India, Mesopotamia, Mesir dan Mediterania Timur. Akar permasalahan dari pemekaran besar peradaban di wilayah subur di Timur Dekat Kuno, berada di garis-garis pantai Asia Tenggara yang terbenam.

"Indonesia telah melakukan aktivitas pelayaran, memancing, menanam jauh sebelum orang lain melakukannya," ujar dia. Oppenheimer mengungkapkan bahwa orang-orang Polinesia (penghuni Benua Amerika) tidak datang dari Cina, tapi dari pulau-pulau Asia Tenggara. Sementara penanaman beras yang sangat pokok bagi masyarakat tidak berada di Cina atau India, tapi di Semenanjung Malaya pada 9.000 tahun lalu.

Rabu, 22 Desember 2010

2032 Ikan Terbang Bisa Musnah


VIVanews - Bila tidak dilestarikan dengan baik, jenis ikan terbang di Indonesia pada 2032 akan musnah. Indikasi ini bisa dilihat dari semakin menurunnya jumlah jenis ikan yang banyak ditemui di perairan Sulawesi Selatan dari tahun ke tahun.

Demikian diungkapkan Dr.Augy Syahailatua, Kepala Bidang Sumber Daya Laut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dalam Diskusi FORWARA (Forum Wartawan Kesra) di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat (Kemenko Kesra) Jum'at (3/4).

Augy yang putra daerah Maluku ini mengatakan, penduduk di pesisir Sulawesi Selatan selama ini memang dikenal memburu ikan terbang, tapi yang paling diburu sebenarnya adalah telurnya. Para nelayan tersebut bahkan sampai ke Papua Barat untuk mencari telur ikan terbang.

Mereka jumlahnya tidak hanya dihitung dengan jari, akan tetapi puluhan kapal yang memburu telur ikan terbang tersebut. "Hitung saja, bila dalam satu kapal itu ada lima orang. Berapa banyak yang pergi untuk memburu telur ikan terbang," ungkap Augy Syahailatua.

Sementara itu, Abdul Halim, peneliti dari The Nature Conservancy (TNC) Coral Triangle Center (CTC) berpandangan, guna menghindari degradasi ekosistem laut perlu peningkatan peran pemerintah daerah.

Artinya, bagaimana pemerintah daerah melalui lembaga terkait memiliki program-program konservasi sumber daya laut di daerahnya. Peran masyarakat lokal juga begitu perlu.

Oleh karenanya TNC CTC senantiasa mensosialisasikan betapa perlunya menjaga kelestarian ekosistem laut pada masyarakat pesisir. Diharapkan, pemerintah daerah juga bisa berbuat demikian.

Ditemukan Bintang Sekarat Masuk Ke Bima Sakti


VIVAnews - Penemuan planet yang mengorbit sebuah bintang di dalam galaksi Bima Sakti bukanlah hal yang baru. Akan tetapi, jika bintang dan planet-planet yang ditemukan ternyata lahir dari galaksi yang jauh dari Bima Sakti, ini merupakan temuan menarik.

Sebagai contoh adalah HIP13044b. Planet ini merupakan planet pertama yang terdeteksi hadir di galaksi Bima Sakti, namun lahir di luar galaksi kita. Planet berukuran setidaknya 1,25 kali Jupiter tersebut mengorbit pada sebuah bintang yakni HIP13044, sebuah bintang raksasa yang hampir mati.

HIP13044, sebelumnya tergabung dalam kelompok bintang yang disebut Helmi stream, sebuah galaksi kecil yang ‘dimakan’ oleh Bima Sakti sekitar enam sampai sembilan miliar tahun yang lalu.

“Penemuan ini merupakan bagian dari penelitian di mana kami mencari planet yang mengorbit bintang yang berada di penghujung hidupnya,” kata Johnny Setiawan, astronom dari Max Planck Institute for Astronomy (MPIA), seperti dikutip dari Guardian, 22 November 2010.

Saat ini, HIP13044 berada di sekitar 2 ribu tahun cahaya dari Bumi. Astronom menemukan bintang tersebut menggunakan spektograf yang disambungkan dengan teleskop berukuran 2,2 meter di La Silla Observatory di Chile.

“Penemuan ini juga menarik karena dapat menggambarkan masa depan dari sistem planet kita, karena Matahari juga akan mengalami kematian dalam waktu sekitar 5 miliar tahun yang akan datang,” ucapnya.

Peneliti menyebutkan, planet HIP13044b sendiri relatif dekat ke bintang yang ia edari. Jarak terdekat dengan mataharinya hanya 0,055 kali jarak antara Bumi dan Matahari dan hanya perlu 16 hari untuk menyelesaikan rotasi.

Adapun bintang yang menjadi mataharinya telah melewati fase raksasa merah di mana ia membengkak berkali lipat dari ukuran aslinya akibat kehabisan hidrogen. Nasib yang sama akan dialami Matahari milik kita dalam beberapa miliar tahun ke depan.

“Bintang itu juga berotasi dengan cepat,” kata Setiawan. “Satu penjelasannya adalah karena HIP13044 menelan planet-planet terdekat saat memasuki fase raksasa merah. Itu membuat bintang tersebut berputar lebih cepat lagi,” ucapnya.

Meski demikian, kata Setiawan, masih ada yang belum dapat dijelaskan bagaimana planet mengorbiti bintang yang hanya punya sedikit elemen kimia di luar hidrogen dan helium bisa terbentuk, padahal hanya sedikit material pembentuk planet yang tersedia. Sampai saat ini, hanya sedikit planet yang didapati mengorbiti bintang seperti HIP13044.

“Pembentukan planet seperti HIP13044b masih merupakan teka-teki yang masih perlu diteliti,” kata Setiawan. “Planet di sekitar bintang seperti itu pastinya terbentuk dengan cara yang berbeda dengan terbentuknya planet biasa,” ucapnya.

Danau Toba Pemusnah Manusia?

VIVAnews - Letusan Gunung Toba yang melontarkan jutaan metrik ton debu volkanik, sulfur, dan partikel-partikel lain ke atmosfir pada 74 ribu tahun yang lalu disebut-sebut menyebabkan penggelapan langit, penurunan suhu global hingga 10 derajat Celcius selama hampir satu dekade dan membinasakan sebagian besar umat manusia.

Ternyata, dari penelitian terbaru, efek cuaca yang disebabkan letusan Toba lebih ringan dan reda relatif lebih cepat dibanding perkiraan yang dibuat oleh pada arkeolog dan klimatolog sebelumnya. Manusia yang mengalami bencana letusan Toba itu diperkirakan berhasil melewatinya dengan selamat.

Meski dari sejumlah penelitian mengungkapkan bahwa letusan Toba yang kini meninggalkan danau volkanik terbesar di dunia itu menggelapkan dan membekukan dunia, menggunakan data letusan gunung Pinatubo, Filipina tahun 1991, Stephen Self, volkanologis dari Open University, Milton Keynes, Inggris dan Michael Rampino, paleobiologis dari New York University, menyatakan bahwa efek pendinginan suhu akibat letusan Toba hanya mencapai 3 sampai 5 derajat saja.

Berdasarkan data yang didapat dari situs arkeologi di India, tim antropolog University of Oxford, Inggris, yang dipimpin oleh Michael Petraglia menyebutkan bahwa manusia yang tinggal tidak jauh dari zona letusan justru malah berhasil melewati bencana tersebut dengan mudah.

Untuk mencari titik terang, tim peneliti yang dipimpin oleh Claudia Timmreck, dari Max-Planck Institute for Meteorology di Hamburg, Jerman membuat pemodelan yang mampu menggambarkan lebih realistis (meski metode ini juga memiliki beberapa kekurangan) apa yang terjadi saat Toba meletus.

Peneliti fokus ke bagaimana partikel sulfate aerosol yang terbentuk di stratosfir akibat letusan sulfur dioksida yang mengandung gas mendinginkan atmosfir dengan cara memantulkan sinar matahari. Dari data yang didapat, dan disesuaikan dengan asumsi yang sudah dibuat sebelumnya, diketahui bahwa Toba mengirimkan sekitar 850 juta metrik ton sulfur ke atmosfir. Angka ini 100 kali lebih banyak dibanding setoran gunung Pinatubo ke atmosfir.

Dari simulasi juga diketahui bahwa dampak Toba memang hanya menurunkan suhu sebanyak 3 sampai 5 derajat Celcius di seluruh dunia. Akan tetapi, konsentrasi sulfur tidaklah padat dan segera hilang dari stratosfir selama 2 sampai 3 tahun saja. Perubahan temperatur secara ekstrim yang terjadi di Afrika dan India hanya berlangsung selama 1 sampai 2 tahun. Di kawasan ini, di tahun pertama suhu turun 10 derajat dan 5 derajat di tahun kedua.

Menurut Timmreck, seperti dikutip dari ScienceMag, 25 November 2010, Toba juga tidak memusnahkan flora dan fauna. Namun Timmreck mengakui, kehidupan di masa-masa tersebut memang sulit.

Michael Petraglia berpendapat, Toba memang bukanlah penyebab utama anjloknya jumlah populasi manusia di era tersebut. Akan tetapi Toba membuat situasi menjadi makin parah. Langkah selanjutnya, kata Petraglia, peneliti masih harus melanjutkan hasil temuan simulasi tersebut dengan observasi langsung di kawasan sekitar Toba untuk mengetahui secara lebih akurat dampak lingkungan yang terjadi. (umi)

Samudra Baru Akan Lahir di Afrika


VIVAnews - Benua Afrika akan menjadi saksi lahirnya sebuah laut yang nantinya diperkirakan akan menjadi samudera baru. Kesimpulan ini diungkapkan oleh sejumlah peneliti dari Royal Society, kelompok ilmiah asal London, Inggris.

Semua diawali dari munculnya keretakan tanah di kawasan Ethiopia tahun 2005. Retakan yang mencapai panjang 60 kilometer itu semakin melebar, mencapai 8 meter dalam 10 hari. Padahal, dalam kondisi normal, dibutuhkan waktu sekitar 230 tahun agar keretakan mencapai lebar 8 meter.

Para geolog, yang melakukan penelitian di Afar, sebuah kawasan terpencil di Ethiopia menyebutkan, retakan ini nantinya akan memecah benua Afrika menjadi dua bagian. Meski begitu, peneliti memperkirakan, terbelahnya benua Afrika ini akan terjadi dalam waktu 10 juta tahun ke depan.

“Ini merupakan hal yang luar biasa,” kata Dr Tim Wright, ketua tim peneliti, yang telah mengamati retakan di Afar selama 5 tahun terakhir, seperti dikutip dari TG Daily, 12 Desember 2010. “Benua ini kini terbelah tepat di bawah kaki kita,” ucapnya.


Retakan di kawasan tersebut disebabkan oleh dorongan bebatuan lunak yang panas, yang berasal jauh dari perut bumi. Besarnya daya dorongan tersebut membuat permukaan tanah di atasnya menjadi merekah.

Yang jadi masalah, sampai saat ini, letusan bawah tanah masih terus terjadi di kawasan itu dan pada akhirnya sepotong kawasan Afrika yakni sebagian Ethopia dan Somalia akan terlepas dari benua tersebut.

Cahaya Lampu Kota Cemari Udara?


VIVAnews - Kilauan cahaya lampu kota ternyata bisa dianggap sebagai elemen yang turut mendukung pencemaran udara. Begitu hasil sebuah kesimpulan dari penelitian yang dilakukan belum lama ini.

Pasalnya, cahaya lampu kota melenyapkan molekul yang biasanya membersihkan atmosfer di malam hari. Dari hasil riset para peneliti dari National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), ternyata cahaya lampu kota memiliki andil mencegah produksi molekul Nitrogen Oksida atau dikenal juga dengan nama radikal nitrat.

Biasanya, molekul yang terbentuk dari reaksi nitrogen dioksida dengan ozon itu, mengikat polutan udara yang berseliweran di udara, pada malam hari. Namun, kehadiran cahaya lampu kota di malam hari membuat pembentukan molekul ini terhambat sehingga memperburuk polusi udara kota di kemudian harinya.

Seperti dikutip dari situs Discovery, cahaya lampu di wilayah kota Los Angeles, begitu terang, yakni 10 ribu kali lebih gelap dari cahaya sinar matahari. Namun, ternyata terangnya lampu kota Los Angeles bisa memotong pembersihan udara oleh Nitrogen Oksida, hingga 7 persen.

Akibatnya, pembersihan udara di malam hari mendapat hambatan. Riset mengungkapkan bahwa cahaya lampu kota Los Angeles yang 25 kali lebih terang dari sinar bulan, meningkatkan unsur kimia polutan kota itu sepanjang hari hingga 5 persen.

Menurut Anne Douglas, Goddard Space Flight Center di Maryland, polutan yang banyak menjadi sorot perhatian adalah partikel dan ozon permukaan yang diproduksi oleh bahan kimia. "Anda membutuhkan sinar matahari untuk membuat reaksi kimia ini terjadi. Jadi, biasanya hal ini tidak terjadi pada malam hari," kata Douglass.

Hal senada dikatakan oleh Dr. Harald Stark, pemimpin riset dari NOAA. Menurutnya selama siang hari, tidak terjadi pembersihan ozon oleh radikal nitrat. Pada malam hari, radikal nitrat baru muncul, bereaksi dengan polutan dan membersihkannya," kata dia.

Sayangnya, para peneliti khawatir mengubah jenis lampu kota tak akan menolong banyak untuk menghindari masalah ini. Selama ini di penduduk Los Angeles mayoritas menggunakan lampu jenis high-pressure sodium dan metal halida. "Saya pikir kebijakan untuk mengganti jenis lampu bisa memecahkannya," kata Stark.

Kecuali, dia melanjutkan, kota menggunakan lampu warna merah, lampu yang tidak akan mengganggu pembentukan radikal nitrat ini.

Selasa, 21 Desember 2010

Tikus Mutan Dapat Bernyanyi Seperti Burung

VIVAnews - Sekelompok ilmuwan di Universitas Osaka memodifikasi gen pada tikus yang rentan pada mutasi pada proyek mereka yang bernama Evolved Mouse Project. Hasilnya?

"Mutasi merupakan kekuatan untuk mendorong evolusi. Kami telah melakukan persilangan genetika pada tikus untuk melihat apa yang akan terjadi," kata pemimpin peneliti itu, Arikuni Uchimura seperti dikutip dari laman The Telegraph.

Tim ini lalu memeriksa setiap tikus yang lahir dari hasil persilangan tersebut. "Satu hari, kami menemukan tikus yang bernyanyi seperti burung," Arukuni. Dia mengkau sangat terkejut dengan penemuan itu karena dia berharap adanya tikus yang memiliki fisik berbeda.

Dia mencatat bahwa 'tikus bernyanyi' itu lahir secara kebetulan tetapi sifat akan diwariskan ke generasi mendatang.

Laboratorium yang dikomandoi Takeshi Yagi, profesor di universitas yang terletak di Jepang bagian barat ini sekarang memiliki lebih dari 100 'tikus bernyanyi' untuk penelitian lebih lanjut.

Tim peneliti ini berharap menemukan petunjuk bagaimana manusia berevolusi bahasa, seperti penelitian di berbagai negara yang meneliti burung pipit untuk membantu mereka memahami asal-usul bahasa manusia.

"Studi terhadap tikus lebih baik karena tikus adalah mamalia dan lebih dekat pada manusia dilihat dari struktur otak dan aspek biologis lainnya," kata Arikuni.

"Kami melihat bagaimana tikus yang mengeluarkan suara baru akan mempengaruhi tikus biasa dalam kelompok yang sama ... dengan kata lain jika memiliki konotasi sosial," katanya, seraya menambahkan bahwa tikus mencicit sudah biasa, terutama di bawah stres. (umi)

Apel Langka Diduga Hasil Mutasi


VIVAnews - Sebuah apel langka ditemukan di sebuah lahan pertanian Colaton Raleigh, Devon, Inggris. Diduga hasil mutasi, warna apel itu terbagi tepat setengah hijau dan setengah merah.

Morrish, 72, adalah petani yang menanam apel itu mengatakan,"Ini luar biasa. Seperti melihat potongan apel merah dan hijau yang kemudian disatukan," kata dia.

Seperti dikutip dari laman Daily Telegraph, kemarin, Morrish bermaksud mengambil beberapa apel untuk saudara iparnya saat dia melihat apel aneh itu.

Para ahli di sana yakin kalau apel aneh itu langka hanya ada satu dari jutaan apel. Dalam kondisi apel seperti ini, bagian apel merah biasanya lebih manis dibandingkan sisi yang hijau karena sisi merah diterpa matahari lebih banyak saat tumbuh.

John Breach, Direktur British Independent Fruit Growers Association, mengaku belum pernah melihat kasus langka seperti itu. "Ini hasil mutasi yang ekstrim," kata dia.

Jim Arbury, pakar buah, mengatakan apel dengan warna tepat setengah merah dan setengah hijau itu mungkin merupakan hasil mutasi genetika yang random. "Ini dikenal sebagai chimera dimana satu dari dua sel pertama tumbuh berbeda."

Kamis, 16 Desember 2010

Satelit Voyager Dekati Batas Tata Surya


VIVAnews - Satelit yang paling jauh dari bumi, Voyager 1 saat ini telah menempuh perjalanan yang begitu panjang. Setelah 33 tahun melayang di luar angkasa, dilaporkan Voyager 1 telah mendekati pinggiran dari sistem tata surya kita.

Badan penerbangan dan antariksa AS NASA mengumumkan setelah menempuh sekitar 11 miliar mil (sekitar 17,4 miliar km) dari matahari, kini Voyager 1 hampir melampaui jarak antar bintang.

Kini satelit yang diluncurkan sejak 5 September 1977 telah mencapai suatu tempat di sistem tata surya kita, di mana tidak ada angin surya (partikel bermuatan yang mengalir dari matahari).

Seperti dikutip dari BBC, peneliti proyek Voyager Edward Stone mengatakan bahwa satelit ini diluncurkan ketika era antariksa baru berumur 20 tahun. "Jadi saat itu masih belum diketahui bahwa pesawat luar angkasa itu bisa bertahan begitu lama," kata Stone.

Saat itu manusia sama sekali tidak mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk keluar dari sistem tata surya kita. Tapi, sekarang para ilmuwan memperkirakan bahwa Voyager 1 akan melampaui tata surya sekitar lima tahun lagi.

Sebenarnya, tujuan awal dari Voyager adalah untuk meneliti planet-planet luar seperti Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus. Tugas itupun telah dituntaskan oleh Voyager pada 1989. Tapi kemudian NASA mengutus Voyager 1 untuk terus mengarungi angkasa luar menuju pusat galaksi Bima Sakti.

Dibekali dengan paket tenaga radioaktif, instrumen milik Voyager masih terus berfungsi dengan baik dan terus mengirimkan datanya ke bumi. Dengan jarak miliaran km, pesan radio dari instrumen Voyager membutuhkan waktu sekitar 16 jam untuk sampai ke bumi.

Menurut Stone, instrumen Voyager yang memonitor angin surya di lokasi tersebut menangkap fenomena yang lain dari biasanya. Pada sistem tata surya kita terdapat wilayah heliosfer di mana, angin surya memancar dengan kecepatan supersonik.

Namun, setelah angin surya melampaui daerah bernama termination shock, kecepatannya akan melambat secara dramatis. Nah Voyager telah mencapai kondisi di mana kecepatan angin surya melambat hingga hampir nol.

Voyager masih terus mengarah ke daerah yang bernama heliopause, di mana secara 'resmi' merupakan daerah perbatasan antara tata surya kita dengan sistem surya lain. "Saat Voyager melewatinya, maka ia akan berada di ruang antarbintang.

Voyager terus bergerak ke arah heliopause dengan kecepatan 17 km per detik. "Itulah Voyager, pesawat luar angkasa yang telah bekerja selama 33 tahun, ia masih menunjukkan kepada kita hal lain yang benar-benar baru," kata Rob Decker, Voyager Low-Energy Charged Particle Instrument co-investigator.

Senin, 15 November 2010

Letusan Bintik Matahari Mengancam Bumi


VIVAnews - Kabar tak menyenangkan lagi-lagi datang dari ranah astronomi. Akhir minggu lalu, salah satu bintik matahari baru saja erupsi alias meletus dan menyemburkan korona dalam jumlah besar atau disebut sebagian orang sebagai badai matahari.

Adakah dampaknya terhadap bumi? Ada. Tetapi, siapa pun berharap hal itu tidak terjadi.

Jika Anda pernah mendengar berita tentang prediksi badai matahari yang terjadi di tahun 2013 nanti dan akan melumpuhkan seluruh aktivitas di bumi, kurang lebih apa yang terjadi akhir minggu lalu juga demikian. Akan tetapi, skalanya kali ini kemungkinan tidak sebesar perkiraan sebelumnya.

Pada gambar korona, atau cahaya semu di sekitar matahari, yang tertangkap oleh Solar and Heliospheric Observatory (SOHO) dan pesawat ruang angkasa kembar milik NASA, STEREO, nampak awan gas meletus keluar dari bintik matahari 1123 di sekitar bagian selatan matahari pada Jumat dini hari waktu setempat.

Letusan itu telah diklasifikasikan ilmuwan sebagai bintik surya C-4. Sayangnya, material yang "dimuntahkan" erupsi tersebut mengarah lurus ke arah bumi dengan kecepatan nyaris mendekati 500 kilometer per jam.

NASA memperkirakan awan gas tersebut akan sampai ke atmosfer bumi sekitar dua-tiga hari sejak Jumat, atau sekitar hari Minggu atau Senin waktu setempat (Florida, Amerika Serikat). "Pengamat lintang astronomi harus mewaspadai adanya aurora pada hari-hari tersebut," tutur NASA dalam keterangannya, yang dikutip VIVAnews dari TG Daily, Senin 15 November 2010.

Kabar baiknya, kali ini hanya sebagian kecil titik api yang cukup kuat untuk menghasilkan badai matahari. Namun, jika jumlah materinya cukup besar, yang mana kebanyakan mengandung proton dan elektron, tentu saja mampu menghasilkan medan magnet dan radiasi elektromagnetik ke ruang angkasa.

Hasilnya, radiasi yang muncul kemudian merusak seluruh gelombang elektromagnetik di bumi dan membuat bencana besar.

Bisakah Anda membayangkan bumi tanpa telekomunikasi? Hampir seluruh alat transportasi massal akan lumpuh, mulai dari kereta api, MRT, subway, dan tentu saja pesawat terbang.

Segala bentuk navigasi yang berbasis GPS dan berhubungan dengan satelit akan terkena imbas. Jaringan mobile dan radio akan lenyap. Dan, kemungkinan terburuk yang terjadi: beberapa hari ke depan kita hidup tanpa listrik.

Asteroid Dapat Lubangi Ozon

VIVAnews - Dari penelitian terakhir, jatuhnya asteroid di salah satu samudra mampu memicu siklus kimia merusak yang akan menghapus separuh lapisan ozon planet Bumi.

Hilangnya perlindungan secara besar-besaran dari radiasi ultraviolet matahari berpotensi memaksa manusia hidup bak vampir. Hanya bisa ke luar ruangan setelah matahari terbenam.

Skenario terbruk dari tumbukan asteroid berukuran 1 kilometer akan membuat lubang di lapisan ozon, seperti yang pernah muncul di Antartika selama tahun 1990an. Bedanya, kerusakan ozon akibat tumbukan asteroid akan terjadi secara global. Dari simulasi yang dilakukan, radiasi berlebihan sinar ultraviolet akibat kerusakan ozon itu bisa berlangsung selama 2 tahun.

“Jatuhnya asteroid ke samudera selalu dianggap membahayakan negara-negara yang terletak di pesisir, tetapi tidak banyak yang menelitinya lebih lanjut,” kata Elisabetta Pierazzo, peneliti senior di Planetary Science Institute di Tucson, Arizona, Amerika Serikat.

Saat ini, kata Pierazzo, seperti dikutip dari Livescience, 15 November 2010, kami mencari tau seputar bahaya jatuhnya asteroid terhadap cuaca di Bumi.

Metode penelitian
Untuk mengetahuinya, Pierazzo mengombinasikan pengetahuan yang ia miliki dengan simulasi yang dikembangkan oleh ilmuwan Amerika dan Jerman lainnya yang dapat menunjukkan model interaktif dari zat kimia di atmosfir. Uji coba dilakukan dengan simulasi tumbukan asteroid berukuran 500 meter dan 1 kilometer di lokasi dan musim tertentu di Bumi.

Hasilnya, tumbukan asteroid akan merusak ozon karena asteroid akan memuncratkan air laut hingga ke bagian tertinggi dari atmosfir. Zat kimia seperti chloride dan bromide yang terpisah dari uap air kemudian akan merusak lapisan ozon yang melindungi mahluk hidup di Bumi dari mutasi yang diakibatkan sinar ultraviolet.

“Yang jadi masalah, tumbukan asteroid akan melontarkan uap air hingga ratusan kilometer ke udara,” kata Pierazzo. “Uap air akan menembus lapisan tertinggi dari atmosfir,” ucapnya.

Model yang dibuat menunjukkan, asteroid berukuran 500 meter yang menabrak di sekitar 30 derajat ke utara samudera pasifik di bulan Januari akan berdampak ‘lokal’ terhadap lapisan ozon. Lokal di sini artinya adalah lubang ozon akan terjadi di seluruh kawasan utara Bumi. Jika asteroid yang menabrak berdiameter 1 kilometer, maka lapisan pelindung ultraviolet secara global yang akan rusak.

Lokasi di mana asteroid jatuh juga penting karena berpengaruh dengan pola sirkulasi atmosfir. Demikian pula dengan waktu karena ketebalan lapisan ozon di atmosift terus berubah setiap musim, tergantung dengan banyaknya cahaya matahari yang menyinarinya.

Tumbukan asteroid berukuran 500 meter akan memicu radiasi ultraviolet hingga 20 UVI (ultraviolet index). Sebagai gambaran, radiasi berukuran 10 UVI dapat membakar kulit dalam hitungan menit. Adapun ukuran radiasi ultraviolet tertinggi di sekitar katulistiwa hanya mencapai level 18. Adapun radiasi UV tertinggi yang tercatat sempat terjadi di gurun pasir tinggi di Puna de Atacama, Argentina. Di sana radiasi UV mencapai 20.

Tabrakan asteroid berukuran 1 kilometer akan meningkatkan nilai UVI di atas 20 di dalam jarak 50 derajat ke utara dan selatan katulistiwa selama sekitar 2 tahun. Beberapa tempat di kawasan tersebut akan mengalami lonjakan UVI hingga mencapai 56. Kawasan yang akan terimbas bila asteroid jatuh di sekitar katulistiwa bisa mencapai Seattle dan Paris di utara dan Chili serta Argentina di selatan Bumi.

Efek jangka panjang dari radiasi UV tinggi tersebut akan membuat kulit manusia menjadi merah, perubahan dalam perkembangan tumbuhan, dan mutasi genetik dari manusia dan organisme lain.

Ancaman yang siap menghadang
Skenario yang diuji oleh Pierazzo dan timnya merupakan skenario yang paling mungkin terjadi pada Bumi. Asteroid berpotensi lebih besar jatuh di perairan dibandingkan dengan di daratan. Alasannya, 70 persen dari permukaan Bumi adalah perairan dan dua pertiga di antaranya memiliki kedalaman air hingga lebih dari 1 mil.

Sampai 1 Oktober lalu, astronom telah menemukan 903 dari perkiraan sekitar 1.050 near earth objects (NEO) atau benda angkasa berterbangan di sekitar Bumi yang memiliki diameter 1 kilometer atau lebih. Diperkirakan, masih ada sekitar 100 benda langit lainnya yang berkuruan 1 sampai 2 kilometer yang belum ditemukan.

Yang lebih mengkhawatirkan, NEO berukuran lebih dari 1 kilometer jumlahnya lebih banyak lagi. Saat ini, NASA baru menemukan sekitar 5 persen dari perkiraan NEO kecil tersebut. Artinya, masih ada puluhan ribu NEO berukuran di bawah 1 kilometer yang belum ditemukan.

Saat NASA terus mencari NEO yang dapat mengancam Bumi, Pierazzo dan timnya akan melanjutkan penelitian bagaimana dampak tumbukan asteroid ke daratan. “Simulasi dengan skenario ini mungkin akan lebih sulit dibuat karena kombinasi debu yang akan memblokir sinar matahari dan bagaimana efek partikel mineral lainnya yang ada di tanah akan mempengaruhi ozon,” ucap Pierazzo.

Peneliti juga memperkirakan bahwa dampak asteroid menghantam daratan akan berefek serupa dengan apa yang terjadi dengan Bumi jika terjadi perang nuklir. Dari penelitian sebelumnya, perang nuklir regional sekalipun dapat menghadirkan lubang ozon yang sangat besar di seluruh dunia.

Rabu, 10 November 2010

Lagi, Diperkirakan Akan Terjadi Ledakan Supernova

VIVAnews - Sebuah bintang bernama T Pyxidis siap meledak dengan kekuatan setara 20 miliar miliar miliar megaton bahan peledak TNT. Menurut para ilmuwan, ledakan dahsyat (supernova) tersebut bisa melenyapkan Bumi dari Galaksi Bimasakti.

Seperti dikutip dari laman harian Telegraph, Rabu 6 Januari 2010, meski bintang tersebut ditaksir berjarak sekitar 3.260 tahun cahaya, ledakan dari termonuklir bisa menghapus lapisan ozon Bumi. Dalam konteks galaksi, jarak 3.260 tahun cahaya itu terhitung dekat.

Para pakar astronomi dari Villanova University, Philadelphia, Amerika Serikat, mengatakan bahwa satelit penjelajah, International Ultraviolet Explorer, menunjukkan T Pyxidis memiliki dua bintang yang salah satunya disebut kurcaci putih yang menyedot gas dan terus membesar. Saat si kurcaci putih itu mencapai massa tertentu, maka dia akan meledak dengan sendirinya menjadi kepingan-kepingan yang lebih kecil kecil.

Ledakan itu akan sama terangnya dengan bintang-bintang lain di galakasi ini yang dikumpulkan. Teleskop angkasa luar Hubble telah mengambil gambar bintang yang sedang bersiap melakukan ledakan maha dahsyat (bing bang) dengan serangkaian ledakan yang lebih kecil yang disebut "nova."

Ledakan semacam ini terjadi secara teratur setiap 20 tahun sekali sejak 1890, tetapi berhenti setelah tahun 1967. Jadi, kata ilmuwan Edward M Sion, Patrick Godon, dan Timothy McClain dari American Astronomical Society di Washington, Amerika Serikat, ledakan berikutnya diperkirakan akan terjadi dalam kurun 20 tahun ke depan.

Robin Scagell, wakil presiden Society for Popular Astronomy, Inggris, mengatakan, "Bintang itu kemungkinan akan segera menjadi supernova.

Misteri Gelembung Radiasi Bima Sakti


IVAnews - Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA) baru-baru ini menemukan dua gelembung radiasi misterius yang berada di pusat galaksi Bima Sakti.

Adalah teleskop luar angkasa Fermi yang telah menemukan dua gelembung besar yang timbul dari pusat galaksi Bima Sakti tersebut. Teleskop menunjukkan bahwa gelembung berisi radiasi sinar Gamma dan sinar-x tersebut, membesar masing-masing hingga 25 ribu tahun cahaya ke atas dan bawah cakram galaksi.

Diperkirakan, masing-masing gelembung radiasi di tiap sisi galaksi mengandung energi sekitar 100 ribu kali ledakan supernova. "Gelembung-gelembung itu berukuran sangat besar," kata Doug Finkbeiner, pemimpin peneliti dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics, yang menemukan gelembung itu, kepada New York Times.

Hingga kini bola energi itu masih diselimuti kabut misteri. Para ilmuwan masih belum berhasil mengidentifikasinya. Salah satu kemungkinan, seperti dilansir oleh situs Wired, gelembung itu disebabkan oleh adanya lubang hitam supermasif di pusat galaksi.

Dengan bobot yang diperkirakan lebih dari 4 juta kali massa matahari itu, lubang hitam tersebut dapat menyebabkan ledakan energi yang berbahaya bila materi yang mengelilinginya, jatuh ke dalam lubang hitam.

Ilustrasi gelembung radiasi di sekitar pusat galaksi Bima Sakti

Kemungkinan lainnya, gelembung itu disebabkan oleh ledakan bintang pada inti galaksi. Ledakan bintang semacam ini disebabkan oleh pelepasan energi oleh ledakan supernova dan angin antariksa, yang biasanya mengikuti sebuah episode dari formasi bintang. Diperkirakan ini terjadi sekitar 10 juta tahun yang lalu.

David Spergel, seorang pakar astrofisika dari Princeton, mengaku heran, karena gelembung yang besarnya nyaris menyamai galaksi Bima Sakti sendiri baru ditemukan belakangan.

"Gelembung ini menunjukkan bahwa aktivitas alam semesta ini penuh dengan kejutan," kata Kepala tim Astrofisika NASA Jon Morse.

Apapun itu, yang pasti gelembung ini ditargetkan akan dapat diselidiki lebih lanjut oleh instrumen baru, termasuk oleh pesawat luar angkasa Planck (yang diluncurkan 2009), dan teleskop sinar-x eROSITA yang bakal diluncurkan pada 2012.

Sabtu, 16 Oktober 2010

JIHAD

Arti / Makna :

* Dalam bahasa berarti "Berusaha keras" atau "Berjuang"
* Dalam konteks Islam bermakna "Berjuang menegakkan syariat Islamiah"



Bentuk Jihad :

Ber-Jihad tidak selalu harus identik dengan ber-perang secara lahiryah / fisik , sebab Jihad , antara lain , dapat berbentuk :

* Perjuangan dalam diri sendiri untuk menegakkan syariat Islamiah
* Perjuangan terhadap orang lain , baik lisan , tulisan atau tindakan
* Jihad dalam bentuk pertempuran : QITAL (Contoh: At-Taubah - Ayat 111 , disebut sebagai "qital" dengan arah : "fisabilillah" - Perang dijalan Allah , tidak disebut "jihad" dengan arah "fisabilillah")
Islam membenci peperangan , tetapi mewajibkan berperang , jika dan hanya jika , muslim diserang (karena agama) terlebih dahulu dan diusir dari negeri-nya ( sampai suatu batas mutlak yang ditentukan . Terlalu luas untuk dijabarkan disini ).

Surat An Nisaa’ - 4:84
Maka berperanglah ( qatil ) kamu pada jalan Allah, tidaklah kamu dibebani melainkan dengan kewajiban kamu sendiri . Kobarkanlah semangat para mu’min (untuk berperang). Mudah-mudahan Allah menolak serangan orang-orang yang kafir itu. Allah amat besar kekuatan dan amat keras siksaan(Nya)

Al Mumtahanah 60:9
Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu , dan membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.



Saat ber-Jihad :

Jihad harus dilakukan setiap saat , dalam kesadaran 24 jam sehari , sepanjang tahun , seumur hidup . Kerena didalamnya (antara lain) termasuk

* Perjuangan untuk tidak melakukan hal-hal yang dilarang oleh allah SWT
* Berjuang untuk mau menjalankan perintahnya-perintahnya Seperti melawan rasa kantuk dan dingin yang menghalangi Shalat Subuh , atau bersabar untuk mengendalikan amarah, dsb .




My Old Notes

Sering kita mendengar kata JIHAD , dan diartikan sebagai "Perang Suci" . Hal ini tidak dapat disalahkan , namun makna kata "Perang" disini sering di-baur-kan dengan pengertian perang dalam arti fisik . Ini yang harus diluruskan .

Jihad dalam bahasa Arab bermakna "berjuang" atau "berusaha keras" , dan ini dapat diberlakukan bagi siapa saja , baik muslim maupun bukan muslim .

Contoh :
Surat Al Ankabuut - Ayat 8
Dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang ibu- bapaknya. Dan jika keduanya memaksamu (jahadaka) untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya. Hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu Aku kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Disini dilakukan oleh orang tua yang memaksakan ( berusaha keras ) agar anak-nya yang muslim kembali kepada ke-kafir-an .

Dalam banyak terjemahan , jihad diartikan sebagai Perang Suci , sementara dalam Islam sendiri dilarang untuk memulai suatu peperangan , kecuali bila sudah tidak dapat dielakkan , atau memang bisa dipertanggung jawabkan secara agama (eg: untuk membela diri , atau karena diserang terlebih dahulu ).

"Perang Suci" bila diterjemahkan dalam bahasa Arab adalah : "harbun muqaddasatu" (atau "al-harbu al-muqaddasatu") . Tidak ada dalam Al-Qur'an atau kumpulan Hadits (asli) yang meng-arti-kan kata "jihad" sebagai "Perang Suci" , melainkan "perjuangan" atau "berusaha keras" .

Amat disayangkan bahwa banyak penulis Islam yang terpengaruh atas propaganda penterjemah barat yang mengartikan jihad sebagai "Perang Suci". Bisa saja dalam literatur barat mereka salah mengartikan jihad sebagai suatu bentuk semacam "Perang Salib" dalam sejarah Nasrani .

Sekali lagi , Tidak !. Jihad bukan ber-konotasi "Perang" . Sebab perang dalam bahasa Arab adalah : "HARB" atau "QITAL" , dan ini disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadits sebagai kata "perang dalam arti fisik" .

Bagi muslim , jihad berarti "perjuangan" atau "beruasaha dengan keras" . Yang kemudian ber-transformasi sebagai kata yang mempunyai makna atau arti khusus , "membela agama" . Hal ini tentunya karena kata jihad yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan Hadits , seperti contoh dalam beberapa ayat sebagai berikut :

Contoh 1 :
Surat At Taubah - Ayat 24 :
Katakanlah: "jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari ber-jihad di jalan-Nya , maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan NYA". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.

Jelas disini bahwa "jihad" merupakan kata-kerja "berjuang" . Yang mana tentunya harus ditunjukkan arah atau sifat "perjuangan"-nya , yaitu : "di-jalan-Nya" , jalan kebenaran membela ajaran Allah" . Sebab bisa saja "ber-jihad" membela negara . Seandainya "jihad" berarti "Perang Suci" , maka kiranya cukup disebutkan "ber-Jihad" , tanpa "di jalan-Nya" ( Silahkan buka Al-Qur'an dalam tulisan / bahasa Arab-nya ) .

Contoh 2 :
Surat Al Furqaan - Ayat 52 :
Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang kafir, dan berjihadlah (jahidhum) terhadap mereka dengan Al Qur'an dengan jihad (jihada) yang besar.

Daklam ayat ini adalah mengenai ber-jihad (berjuang) internally (dalam diri sendiri) , yaitu dengan kebenaran yang dibekali kepada kita dalam Al-Qur'an , agar tidak sampai terpengaruh atau mengikuti jalan-jalan orang kafir . Dan berhindarlah dengan perjuangan yang besar . Kita harus berjuang agar tidak terpengaruh orang pemikiran kafir , yakinkanlah diri kita akan kebenaran yang ada dalam Al-Qur'an . Yakinkanlah dengan perjuangan akbar . Biarkan mereka jalan pada jalan-nya sendiri , dan kita pada jalan Al-Qur'an , seperti yang tercantum dalam ayat berikutnya :
Surat Al Furqaan - Ayat 53 :
Dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya dinding dan batas yang menghalangi.

Dari kedua ayat ini , jelas bahwa Jihad tidak harus berarti dengan menyerang orang lain . Sebab Allah yang menjadikan mereka demikian , agar dapat memberi pengajaran kepada kita . Oleh sebab itu justru SALAH jika kita menyerang mereka terlebih dahulu , sebab itu berarti kita "membobol dinding" yang telah dijadikan Allah sebagai pembatas , agar kita tidak ter-cemar . Bila kita membobol dinding , maka akibatnya justru air kita yang "tawar dan segar" akan tercemar menjadi "asin dan pahit" .


KESIMPULAN :

Pada dasar kata arti jihad adalah "berjuang" atau "ber-usaha dengan keras" , namun tidak harus berarti "perang dalam makna "fisik" . Kalau sekarang jihad telah sering diartikan sebagai "perjuangan untuk agama" , memang bisa saja dibenarkan , walau itu tidak harus berarti perjuangan fisik . Bila meng-arti-kan jihad hanya sebagai peperangan fisik , dan extern , untuk membela agama bisa sangat ber-bahaya , sebab akan mudah di-manfaat-kan , dan rentan terhadap fitnah . Berjihad dengan perang fisik jelas dinyatakan sebagai QITAL .

Kalau mau meng-artikan Jihad sebagai "perjuangan membela agama" , maka lebih tepat bila dikatakan bahwa ber-Jihad adalah : "perjuangan menegakkan syariat Islam" . Sehingga berjihad harus -lah dilakukan setiap saat , 24 jam sehari , sepanjang tahun , seumur hidup .

* Jihad bisa ber-arti ber-juang "Menyampaikan atau menjelaskan kepada orang lain kebenaran Ilahi , walaupun bisa digebukin orang banyak" .
* Atau bisa ber-jihad dalam diri kita sendiri untuk "tidak mencuri atau men-jarah walau kita sedang lapar" .
* Atau -pun bisa ber-jihad dengan "Tidak ber-riya dalam keadaan banyak rakyat sedang sulit sembako" ,
* Bisa saja ber-jihad adalah : "Memaksakan diri untuk bangun pagi dan shalat Subuh , walau masih mengantuk dan dingin"
* dlsb .
(SUMBER: http://www.macsonic.org/users/dajjal/jihad.html)

Senin, 11 Oktober 2010

mempercayai hari tertentu adalah hari keberuntungan. hati-hti musrik

Padang (ANTARA) - Ulama Sumatera Barat Gusrizal Gazahar mengingatkan kepada masyarakat khususnya umat Muslim yang melangsungkan pernikahan pada Minggu (10-10-2010) agar hati-hati dalam memaknainya, karena hal itu dapat menjerumuskan seseorang dalam kurafat yang menjurus pada kesyirikan.

"Dalam Islam tidak ada pengkhususan tentang hari pernikahan, apalagi memaknai hari dan tanggal tertentu dengan keistimewaan tertentu," katanya di Padang, Minggu.

Ia mengatakan, hari ataupun tanggal tidak dapat dikatakan memiliki keistimewaan kecuali ada landasan syar`i di dalamnya, baik melalui Al-Quran dan Hadist. Ia mencontohkan, seperti hadis Rasulullah tentang keutamaan hari Jumat, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim.

"Rasulullah pernah bersabda, hari terbaik di mana matahari terbit di dalamnya ialah hari Jumat. Pada hari itu Adam Alaihis Salam diciptakan, dimasukkan ke surga, dikeluarkan daripadanya dan kiamat tidak terjadi kecuali di hari Jumat (Hadist Riwayat Imam Muslim)," kata Ketua MUI Sumbar Bidang Fatwa itu.

Namun, terkait hari pernikahan, Rasulullah SAW tidak pernah mengkhususkan hari tertentu agar umatnya menikah pada hari-hari tertentu itu. Semua hari dalam Islam itu baik asalkan dimulai dengan niat karena Allah SWT, katanya.

Ia menilai, dalam pandangan Islam, tidaklah salah bila umat Islam menikah pada hari (10-10-2010) jika itu memang telah dimusyawarahkan antara keluarga dari kedua mempelai.

Yang salah, katanya, jika masyarakat menganggap hari ini memiliki keistimewaan tertentu berdasarkan perhitungan-perhitungan yang mengandung nilai kurafat lalu menjadikannya sebagai sesuatu yang sakral sehingga dalam kategori ini, orang itu dapat dianggap sebagai orang jahil (bodoh) dalam agama.

Terkait hal itu, ia mengingatkan, masyarakat khususnya umat Islam agar tidak menjadikan opini umum yang berkembang saat ini sebagai suatu pemahaman yang harus dibenarkan. Ia menegaskan, masyarakat harus lebih cerdas memahami kontekstual kehidupan termasuk perihal pernikahan dengan memperdalam ilmu-ilmu Islam.

Ia mengatakan, ilmu agama terkait pernikahan itu sangat penting sebab pernikahan merupakan pintu dari amalan besar ketika seseorang telah memiliki tanggung jawab untuk membina keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah.

Ia menambahkan, jika ada umat Islam yang terjebak dalam kesalahpahaman terhadap hari ini (10-10-2010), berarti telah muncul pula kejahilan baru dalam masyarakat.

"Masalah walimah yang melanggar aturan Islam saja belum dapat dituntaskan, ditambah lagi dengan masalah baru karena jahilnya umat memaknai tanggal 10-10-2010 hari ini," katanya.

Terkait persoalan tersebut, ia menambahkan, hal itu terjadi akibat tatanan dakwah di kalangan umat Islam saat ini sudah beralih kepada dakwah enterteint (dakwah yang hanya mengandung nilai hiburan), tanpa memperhatikan tujuan dasar dan sasaran dakwah itu sendiri.

Menurutnya, tatatanan dakwah harus kembali difungsikan oleh mubaligh tidak sebatas kajian parsial saja, namun harus menyentuh hingga persoalan dasar dalam agama Islam yakni kajian tauhid (keyakinan).

"Dakwah harus kembali di arahkan pada kajian tauhid yang menyentuh persolaan keyakinan umat pada nilai ukhrawi (akhirat) hingga umat Islam tidak terjerumus dalam pemahaman kurafat," katanya.

Senin, 27 September 2010

Ikan bergigi manusia di AS




VIVAnews - Seorang pemancing di Amerika Serikat terkejut bukan kepalang ketika ikan yang berhasil ditangkap itu, malah mengigitnya kencang. Dia tentu saja menjerit dan setelah diperiksa gigi ikan ini mirip gigit manusia.

Seperti dilansir web.orange.co.uk edisi 24 September 2010, Frank Yarborough sedang memancing di Danau Wylie, South Carolina. Belum lama melempar kail, seekor ikan mengigit umpan lalu tersangkut.

Frank girang bukan kepalang karena ikan yang terjerat itu sungguh besar. Warnanya gelap dan memiliki berat sekitar 5 kilogram dengan panjang hampir setengah meter. Yarborough menduga itu adalah ikan lele.

Dia pun memasukkan tangannya ke dalam air untuk mengambil ikan tadi. Tetapi, dia merasa kaget dan menjerit karena didigit kencang seperti digigit manusia. Setelah diperiksa ikan itu memang rada langka. Diamemiliki gigi seperti gigi seri, geraham, dan taring seperti yang dimiliki manusia. Tidak seperti ikan di danau itu pada umumnya.

Ikan langka itu ditangkap dan dibawa pulang. Yarborough belum terpikir untuk menggorengnya. Hingga kini masih tersimpan di dalam lemari es.

Para ahli biologi percaya ikan itu mungkin dibesarkan dalam sebuah kolam yang eksotis. Robert Stroud, seorang ahli biologi perikanan air tawar Departemen Sumber Daya Alam di Carolina Selatan, telah mengkonfirmasi adanya sampel ikan itu. Sampel ikan itu telah dikirim untuk menentukan apa jenis spesies ikan misterius itu.

Stroud mengatakan kepada WBTV: "Mungkin ikan ini satu spesies dengan bawal, yang diduga berasal dari lembah Sungai Amazon Amerika Selatan. Jenis ikan ini cukup umum dalam lingkungan ikan hias."

Bawal ini masih saudara dekat dengan ikan ganas di Sungai Amazon, Piranha. Piranha merupakan spesies ikan air hangat dan bukan asli Danau Wylie.

Kamis, 16 September 2010

2018, Melihat matahari lebih dekat

VIVAnews -- Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) akan melaksanakan misi ambisius, mengirimkan pesawat luar angkasa tanpa awak langsung menuju Matahari.

Proyek ini diharapkan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan penting seputar tata surya kita.

Pesawat seukuran mobil akan diterjunkan ke atmosfer Matahari dalam jarak 4 juta mil dari permukaan Sang Surya. Tugas berat disandang satelit tersebut -- mengeksplorasi wilayah yang belum pernah dikunjungi pesawat luar angkasa buatan manusia.

Misi menuju Matahari ini diberi nama Solar Probe Plus dan dijadwalkan diluncurkan pada 2018.

NASA telah memilih lima investigator sains yang akan membuka misteri terbesar Matahari -- tepat saat pesawat itu melewati atmosfer Surya.

"Proyek ini membuka ruang bagi kecerdasan manusia untuk pergi ke manapun di luar angkasa -- yang belum pernah dijelajahi pesawat manapun sebelumnya," kata Lika Guhathakurta, ilmuwan program Solar Probe Plus di kantor pusat NASA di Washington, seperti dimuat Daily Mail, 6 September 2010.

"Untuk kali pertamanya, kita akan bisa menyentuh, merasakan, dan mencium Matahari."

Saat pesawat luar angkasa menyentuh Matahari, perisai karbon revolusioner pesawat harus bisa bertahan di temperatur panas yang dahsyat, sekitar 1.400 derajat Celcius. Juga mengatasi ledakan-ledakan radiasi yang intensif.

Lalu, pesawat tersebut akan 'berhadapan langsung' dengan Matahari -- memungkinkan para ilmuwan memahami dan mempelajari lingkungan radiasi untuk kepentingan misi eksplorasi selanjutnya.

"Percobaan yang dilakukan Solar Probe Plus secara spesifik didesain untuk menjawab dua pertanyaan soal fisika Matahari. Pertama, mengapa atmosfer terluar Matahari sangat panas dibandingkan permukaannya yang bisa kita lihat? Dan, apa yang mendorong aktivitas Matahari berdampak pada Bumi dan tata surya?

"Kami telah berjuang dengan pertanyaan ini selama beberapa dekade. Misi ini harus berakhir dengan sebuah jawaban."

Pada 2009 lalu, NASA mengundang sejumlah peneliti untuk mengajukan proposal. Dari 13 yang masuk, lima di antaranya akan mendapat dana sebesar US$180 juta yang ditujukan untuk analisa awal, desain, pengembangan, dan pengujian terkait proyek ini.

Investigasi Solar Wind Electrons Alphas dan Proton secara khusus akan menghitung partikel yang melimpah dalam di sekitar Matahari -- ada elektron, proton, dan ion helium -- dan mengukur sifat mereka.

Cangkir khusus juga disiapkan untuk menangkap beberapa partikel Matahari, untuk diuji secara langsung

Sementara, sebuah teleskop disiapkan untuk membuat citra 3D korona atau mahkota Matahari. Eksperimen ini akan melihat lingkaran Matahari dan menyediakan gambar 3D awan dan aliran gelombang kejut yang dialami pesawat.

Eksperimen ini juga berfungsi sebagai detektor debu raksasa, mendata tanda tegangan ketika bintik debu luar angkasa menghantam antena pesawat.

Percobaan lain dari Southwest Research Institute di San Antonio akan melihat elemen-elemen di atmosfer matahari menggunakan spektrometer untuk menimbang dan memilah ion di sekitar pesawat.

2 Asteroid melintas dekat bumi

VIVAnews -- Dua asteroid berdiameter beberapa meter akan melintas dekat Bumi pada Rabu, 8 September 2010. Menurut Badan Antariksa AS (NASA), jarak dua asteroid itu sedekat Bulan.

Jika ingin melihatnya dengan teleskop amatir, dua asteroid tersebut harus diobservasi dalam jarak terdekat dengan Bumi.

Meski dua asteroid ini tak berpotensi menabrak Bumi, asteroid dengan diameter 10 meter tak dikenal-- bagian dari 50 juta asteroid di luar angkasa, hampir setiap hari melintas dekat Bumi, dengan jarak sedekat Bulan.

Rata-rata 10 tahun sekali, satu asteroid di antaranya masuk ke atmosfer Bumi.
Catalina Sky Survey di dekat Tucson, Arizona, menemukan kedua obyek pada Minggu 5 September 2010. Saat itu, teleskop ini sedang melakukan pemantauan rutin di langit.

Pusat penelitian planet minor atau The Minor Planet Center di Cambridge menerima laporan tersebut minggu pagi dan langsung menentukan orbit awal. Lantas disimpulkan, dua obyek itu akan melintas Bumi dalam jarak sedekat Bulan.

Dua asteroid yang melintas itu diidentifikasikan sebagai, pertama, asteroid 2010 RX30 dengan ukuran sekitar 10 sampai 20 meter, akan melintas 0,6 dari jarak Bulan ke Bumi atau sekitar 248 ribu kilometer pada pukul 02.51 pagi.

Sementara yang kedua, asteroid 2010 RF12 diperkirakan berukuran 6-14 meter akan melintas 0,2 jarak Bulan atau sekitar 79 ribu kilometer sekitar pukul 14.12.

Sebelumnya, astronom Inggris, Scott Manley membuat peta hasil pengamatan asteroid selama 30 tahun.

Tiga puluh tahun lalu, kita hanya tahu ada sekitar 8.954 asteroid di tata surya kita. Saat ini, kita telah menemukan berkali lipat, jumlahnya diperkirakan 530.091 asteroid yang menyatu menyerupai 'mata' berwarna hijau.

Terdeteksi planet kanibal


VIVAnews - Observatorium Chandra X-ray milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) menemukan bintang 'kanibal' yang doyan melahap tetangganya. Bintang raksasa merah berusia miliaran tahun ini dinamai BP Piscium (BP Psc). Ia diperkirakan menelan bintang yang lebih muda, yang masih bisa dilihat dari sisa-sisanya.

BP Piscium ini merupakan versi evolutif dari Matahari yang terletak sekitar 1.000 tahun cahaya dari Bumi. Bintang itu terletak di konstelasi Pisces. Para ilmuwan mulai mempelajari BP Piscium 15 tahun yang lalu dan dibingungkan oleh penampakannya yang tak biasa.

Orbit bintang ini berupa piringan atau disk materi berdebu yang biasanya menjadi bukti dari mulai terbentuknya planet di sekitar bintang-bintang baru.

Sementara bintang muda biasanya lahir di dalam klaster bintang, posisi BP Piscium terisolasi. Ini yang membuat para astronom yakin, bintang raksasa merah itu berada di tahap akhir evolusi. Para ilmuwan menyimpulkan, disk materi debu itu terbentuk dari sisa-sisa bintang muda yang baru saja dilahap dan dicernanya.

Profesor Joel Kastner dari Rochester Institute of Technology, New York mengatakan para peneliti telah menemukan kasus 'kanibalisme bintang' yang langka. Ilmuwan yakin, BP Piscium memangsa tetangganya hanya beberapa saat setelah berkembang menjadi 'raksasa merah'--fase akhir dari evolusi sebuah bintang.

"Kerja kami penuh spekulasi, mengamati bintang, tepat pada titik di mana ia telah menelan bintang yang lain; dan karenanya ia membentuk disk atau piringan debu," kata Kastner seperti dimuat Telegraph, Kamis, 16 September 2010. "Beberapa materi bintang 'korban' meluncur masuk ke dalam BP Piscium. Yang lain, dilontarkan keluar dengan kecepatan tinggi. Itu yang kami saksikan."

Para ilmuwan bahkan meyakini Bumi suatu saat nanti bisa bernasib sama dengan bintang-bintang malang yang dilahap BP Piscium. Mengapa?

Ingat, Bumi berada di satu sistem tata surya, di mana Matahari menjadi pusatnya. "BP Piscium menunjukkan kepada kita bahwa bintang seperti halnya Matahari bisa hidup tenang selama miliaran tahun. Namun, ketika ia berevolusi ke tahap akhir, Matahari bisa saja menelan bintang atau satu dua planet di sekelilingnya," kata David Rodriguez dari University of California, Los Angeles. (NASA)

Sabtu, 04 September 2010

istana tertua di dunia diubah turki jadi museum terbuka

REPUBLIKA.CO.ID,ANKARA--Satu istana berusia 5.000 tahun ditemukan di Turki Timur, istana tertua di dunia, akan menjadi museum udara terbuka pada Juni mendatang, kantor berita semi-pemerintah, Anatolia, melaporkan, Kamis. Istana yang ditemukan di bawah tanah di Aslantepe Tumulus, satu permukiman kuno di desa Orduzu, Provinsi Malatya, itu dibangun pada 3.300 Sebelum Masehi, dan pemugaran istana itu akan rampung pada tahun kini, kata Marcella Frangipane, dosen arkeologi Italia di Universitas La Spienza dan ketua tim penggalian di Aslantepe, kata Anatolia.

Menurut dia, museum itu akan memperlihatkan bagaimana negara purba di Aslantepe mulai dibangun dan bagaimana sistem negara dijalankan.Ia menjelaskan, tim penggalian berhasil menemukan plafon setiap ruang istana bersama atap untuk melindungi bangunan tersebut.

Bekas-bekas sebuah kuil, sebuah ruang pengadilan dan lorong-lorong ditemukan di dalam istana tersebut, sementara segel-segel ditemukan di sana yang menunjukkan keberadaan birokrasi pada saat itu, kata Frangipane.Peradaban tersebut berakhir dengan suatu kebakaran, namun bekas-bekas istana itu sangat penting untuk kemanusiaan, katanya.

Minggu, 29 Agustus 2010

Ditemukan struktur aneh di Stonehenge

VIVAnews - Tim ilmuwan menemukan sebuah struktur sirkuler di dekat monumen terkenal Stonehenge, Inggris, Kamis, 22 Juli 2010. Namun, apa sebenarnya struktur ini masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.

Tim ilmuwan yang mengsurvei lokasi mengatakan bahwa struktur tersebut bisa jadi merupakan fondasi untuk potongan-potongan kayu yang diposisikan berdiri tegak, atau dengan kalimat lain, Stonehenge versi kayu.

Namun, profesor arkeologi di Bournemouth University, Inggris, Tim Darvill, masih ragu. Menurutnya struktur sirkuler tersebut lebih menyerupai lori atau kuburan prasejarah.

Namun, Darvill juga mengatakan bahwa struktur lingkaran tersebut merupakan salah satu penemuan penting dari lokasi di sekitar Stonehenge yang sangat luas. "Stonehenge adalah pusat seremoni di Eropa," katanya.

Stonehenge yang bisa disaksikan sekarang diduga dibangun sekitar 3.500 tahun lalu, meski pekerjaan pertama di lokasi tersebut telah dilakukan lebih dari lima ribu tahun lalu.

Struktur baru tersebut ditemukan saat perangkat pemindai mengidentifikasi sebuah gugus lubang-lubang yang dalam yang dikelilingi oleh lubang-lubang yang lebih kecil. Lubang-lubang tersebut ditemukan sekitar 900 meter dari Stonehenge.

Arkeolog Henry Chapman dari University of Birmingham mengaku yakin lubang-lubang itu digunakan untuk mengamankan tiang-tiang kayu yang berdiri melingkar dengan ketinggian mungkin sekitar tiga meter atau lebih. (Associated Press)




VIVAnews - Tim ilmuwan menemukan sebuah struktur sirkuler di dekat monumen terkenal Stonehenge, Kamis, 22 Juli 2010. Namun, apa sebenarnya struktur ini masih menjadi perdebatan di kalangan ilmuwan.

Tim ilmuwan yang mengsurvei lokasi mengatakan bahwa struktur tersebut bisa jadi merupakan fondasi untuk potongan-potongan kayu yang diposisikan berdiri tegak, atau dengan kalimat lain, Stonehenge versi kayu.

Namun, profesor arkeologi di Bournemouth University, Inggris, Tim Darvill, masih ragu. Menurutnya struktur sirkuler tersebut lebih menyerupai lori atau kuburan prasejarah.

Namun, Darvill juga mengatakan bahwa struktur lingkaran tersebut merupakan salah satu penemuan penting dari lokasi di sekitar Stonehenge yang sangat luas. "Stonehenge adalah pusat seremoni di Eropa," katanya.

Stonehenge yang bisa disaksikan sekarang diduga dibangun sekitar 3.500 tahun lalu, meski pekerjaan pertama di lokasi tersebut telah dilakukan lebih dari lima ribu tahun lalu.

Struktur baru tersebut ditemukan saat perangkat pemindai mengidentifikasi sebuah gugus lubang-lubang yang dalam yang dikelilingi oleh lubang-lubang yang lebih kecil. Lubang-lubang tersebut ditemukan sekitar 900 meter dari Stonehenge.

Arkeolog Henry Chapman dari University of Birmingham mengaku yakin lubang-lubang itu digunakan untuk mengamankan tiang-tiang kayu yang berdiri melingkar dengan ketinggian mungkin sekitar tiga meter atau lebih.

Gertbang Neraka di Turkmenistan


VIVAnews - Fenomena aneh terdapat di Gurun Karakum di Turkmenistan.
Di dekat desa terpencil, Derweze yang dihuni 350 orang, terdapat sebuah kawah selebar 60 meter dan dalam 20 meter. Kawah ini terus-menerus mengeluarkan api dan terbakar selama 38 tahun.

Oleh penduduk setempat, kawah membara ini disebut sebagai Kawah Gas Darvaza atau juga lebih terkenal sebagai 'Gerbang Neraka'. Kawah ini bisa terlihat dari jarak beberapa kilometer.

Ini bukan fenomena alam, melainkan hasil dari kecelakaan industrial. Pada tahun 1971, sebuah rig pengeboran Uni Soviet tak sengaja mengenai gua bawah tanah yang menyimpan gas alam dalam jumlah yang masif.

Itu menyebabkan tanah runtuh dan seluruh rig pengeboran masuk ke dalamnya. Gas alam beracun bocor dari lubang itu.

Untuk menanggulangi bencana lingkungan yang potensial, Soviet mengatur bentuk lubang. Kawah tidak berhenti terbakar sejak itu.

Fenomena ini telah menarik turis asing yang melakukan perjalanan ke Turkmenistan. Video 'Gerbang Neraka' juga jadi hits di YouTube, dan diakses jutaan orang -- meski beberapa salah menyebutkan lokasinya, di Uzbekistan.

Pada April 2010, Presiden Turkmenistan, Kurbanguly Berdymukhamedov 'Gerbang Neraka'.

Ia memerintahkan otoritas setempat untuk mencari cara untuk mengatasinya dan menjamin tidak akan menghambat pengembangan ladang gas di dekatnya.

Berdymukhamedov mengatakan bahwa "anomali ini' telah menghambat pengembangan industri eksplorasi bawah tanah di Karakum.

Jumat, 27 Agustus 2010

Ditemukan 50 spesies baru di laut indonesia



VIVAnews - Tim ekspedisi gabungan Indonesia - Amerika Serikat (AS) dalam tiga pekan berhasil menemukan puluhan spesies tanaman dan hewan di bawah laut nusantara. Rupa spesies-spesies yang belum pernah terlihat itu diabadikan dalam kamera video dan foto.

Menggunakan kapal Okeanos Explorer dari AS dan Baruna Jaya IV dari Indonesia, tim ekspedisi telah mengakhiri misi pada 14 Agustus lalu. Setelah melihat sejumlah foto dan rekaman video, Kamis 26 Agustus 2010, tim peneliti memperkirakan bahwa sedikitnya ada 50 spesies tanaman dan hewan yang belum pernah terlihat sebelumnya.

Para ilmuwan pun terkesan dengan penemuan ini dan mengakui bahwa Indonesia memiliki kekayaan sumber laut yang luar biasa. "Selama berkarir sebagai peneliti saya hanya melihat beberapa spesies langka. Namun pada ekspedisi ini, saya terpukau melihat keberagaman spesies yang luar biasa," kata Verena Tunnicliffe. profesor dari Universitas Victoria di Kanada setelah melihat sejumlah gambar yang direkam tim ekspedisi.

Timothy Shank dari Institut Oseanografi Woods Hole di Massachusetts mengungkapkan bahwa dia dan timnya berhasil merekam lebih dari 150.000 cuplikan rekaman video definisi tinggi.

"Saya merasa sedikitnya ada 40 spesies baru di karang laut dalam dan sedikitnya 50 spesies baru yang mirip dengan udang, kerang, sepon, remis, dan lain-lain," kata Shank.

Namun, konfirmasi bahwa spesies itu benar-benar baru tampaknya membutuhkan penelitian lebih lanjut dan itu bisa memakan waktu bertahun-tahun. Tim ekspedisi menggunakan sistem pemetaan sonar yang canggih dan kendaraan robot untuk menjelajah dasar laut dalam seluas 54.000 kilometer per segi di perairan Sangihe Talaud, bagian utara Indonesia.

Kedalaman laut antara 240 meter hingga 1,6 kilometer. (Associated Press)

Berikut sejumlah yang diabadikan oleh tim dari kapal Okeanos Explorer milik Badan Kelautan AS yang dipublikasikan oleh kantor berita Associated Press

Hujan meteor , 3 planet bermunculan

VIVAnews - Jelang akhir pekan ini para warga di muka bumi disuguhkan tontonan menarik di langit. Di beberapa tempat, hujan meteor Perseid sudah muncul. Selain itu, bakal muncul pula sejumlah planet yang bisa disaksikan dengan mata telanjang di malam hari.

Menurut laman Space.com, warga yang berada di Kawasan Utara Bumi bisa menyaksikan hujan meteor Perseid pada Kamis malam waktu setempat (Jumat dini hari atau pagi WIB) hingga Jumat pagi (siang WIB). Bila tidak dihalangi awan, hujan meteor bisa disaksikan langsung setiap menit.

Selain awan, benda langit yang bisa mengganggu pemandangan hujan meteor itu adalah cahaya bulan purnama. Namun, kali ini, bulan itu tidak akan mengganggu.

Para astronom dan pengamat benda-benda angkasa di mancanegara berharap hujan meteor Perseid bisa menampilkan yang terbaik dan sesekali dapat menghadirkan letupan sinar. Menurut kalangann astronom, beberapa bola api dan ledakan meteor - yang disebut bolide - bisa terlihat jelas.

"Pada Sabtu malam [waktu AS], satu bolde bisa terlihat," kata Steve Lieber, anggota suatu komunitas astronomi di Long Island. "Tampilannya bakal seperti kilatan sinar dan diikuti oleh ekornya selama sekitar 15 atau 20 detik," lanjut Lieber.

"Tampaknya tahun ini makin sering terjadi pemandangan meteor. Semoga tampilan hujan meteor itu sangat jelas," kata kolumnis Space.com, Joe Rao.

Sementara itu, planet Venus, Mars, dan Saturnus juga akan menampakkan diri. Tiga planet itu diperkirakan mulai terlihat sekitar Kamis malam atau Jumat disertai dengan kemunculan bulan sabit.

Mereka yang beruntung bisa melihat keempat benda angkasa itu dengan jelas di horison bagian barat begitu malam tiba. Selain itu, Jupiter akan terlihat seperti batu permata yang indah di langit bagian selatan.

Temuan mega bintang ancam teori Black Hole

VIVAnews - Sebuah bintang neutron yang memiliki medan magnet yang kuat mengancam teori evolusi bintang dan kelahiran lubang hitam (black hole).

Magnetar ini terletak di klaster bintang-bintang, Westerlund 1 yang jaraknya 16.000 tahun cahaya dari Bumi, tepatnya di rasi Ara, Altar.

Westerlund 1 ditemukan pada tahun 1961 oleh astronom Swedia. Westerlund 1 adalah salah satu klaster bintang terbesar di galaksi Bima Sakti -- terdiri dari ratusan bintang yang sangat besar -- di antaranya bersinar dengan kecemerlangan hampir sejuta kali Matahari. Beberapa bintang bahkan berukuran 2.000 kali diameter Sang Surya.

Dalam standar alam semesta, klaster ini masih berusia sangat muda. Bintang-bintang itu lahir dalam sebuah peristiwa tunggal, sekitar 3,5 juta hingga 5 juta tahun lalu.

Westerlund 1 adalah sisa-sisa beberapa magnetar galaksi -- jenis tertentu dari bintang neutron yang terbentuk dari ledakan supernova -- yang dapat menggunakan sejuta medan magnet, miliaran kali lebih kuat daripada Bumi.

Bintang Westerlund yang akhirnya menjadi magnetar tentunya memiliki setidaknya 40 kali massa Matahari. Demikian menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Astronomy and Astrophysics.

Sejumlah pertanyaan lantas muncul. Asumsi utama yang berkembang adalah bahwa bintang di antara 10 dan 25 massa Matahari akan membentuk bintang neutron.

Sementara, bintang di atas 25 kali massa Matahari akan menghasilkan lubang hitam (black hole) -- monster gravitasi yang terbentuk saat sebuah bintang sekarat, lalu kolaps ke dalam dirinya sendiri.

Menurut asumsi itu, induk magnetar seharusnya telah menjadi lubang hitam -- karena ukurannya yang besar.

Namun menurut ilmuwan, ada alternatif lain. Bahwa bintang 'meramping' ke massa yang lebih rendah, memungkinkan dia menjadi bintang neutron.

Bagaimana itu terjadi? Jawabannya, kata laporan itu, terletak dalam dalam binary system: bintang yang menjadi magnetar lahir beserta pendamping bintang yang lain.

Saat berkembang, keduanya mulai berinteraksi, seperti kembaran yang jahat -- bintang pendamping itu mencuri massa dari leluhurnya. Hingga akhirnya leluhur bintang meledak menjadi supernova.

Menurut teori, pasangan ini terpisah oleh ledakan dan kedua bintang terlontar keluar dari klaster, hanya meninggalkan sisa-sisa pijar yang magnetar.

"Jika benar, ini menunjukkan bahwa sistem biner mungkin memainkan peran kunci dalam evolusi bintang," kata Simon Clark, yang memimpin tim.

Para ilmuwan menggunakan Teleskop di Observatorium Eropa Selatan di Paranal, Chile, untuk membuat pengamatan.

Sistem biner ini bisa dikatakan sebagai "rencana diet kosmis '' untuk bintang kelas berat, yang bisa kehilangan lebih dari 95 persen dari massa awal mereka," katanya.

Bulan terus mengkerut

VIVAnews - Bulan, yang merupakan satelit alami bumi, ternyata mengkerut. Hasil riset terbaru menunjukkan proses itu terlihat dari berbagai retakan pada kerak bulan. Retakan-retakan yang menyebabkan bulan menyusut itu terbentuk karena proses pendinginan selama miliaran tahun.

Alhasil, diameter benda yang tampak indah dari bumi itu berkurang sekitar 328 kaki atau 100 meter. Tentu saja perubahan ukuran itu tidak dapat diamati dengan mata telanjang. Diameter bulan sendiri adalah sekitar seperempat dari bumi.

Peneliti menemukan 14 titik yang diyakini telah menyebabkan kerutan di kerak bulan, dalam bentuk seperti jurang yang curam. Hal itu dijelaskan Thomas R. Watters dari Pusat Pengamatan Bumi dan Planet-Planet dari Museum Antariksa dan Udara Smithsonian, AS.

Awalnya, peneliti menemukan lereng-lereng curam itu di garis khatulistiwa bulan. Tetapi belakangan, hal itu juga ditemukan di berbagai tempat lainnya. Tebing-tebing curam itu memanjang membentuk suatu kawah kecil yang cenderung menghilang dalam kurun waktu tertentu. Ini menunjukkan lereng-lereng itu terbentuk dalam waktu yang sangat panjang.

"Temuan yang paling menakjubkan adalah bahwa kontraksi itu masih terjadi dan menunjukkan bahwa kerutan bulan terus aktif," kata Watters

Badai matahari 2012 setara 100 bom hidrogen?


VIVAnews - Setelah 10 tahun 'terlelap' dalam tidur panjangnya, Matahari bangun. Bangkitnya Sang Surya membuat para astronom bersiaga penuh.

Minggu ini, beberapa media Amerika Serikat (AS) memberitakan, Badan Antariksa AS, NASA memperingatkan 'tsunami Matahari' yang menciptakan fenomena aurora -- saat suar Matahari memukul perisai Bumi awal Agustus lalu, hanya permulaan.

Itu hanya awal dari badai Matahari masif yang berpotensi merusak jaringan listrik dan satelit di seluruh planet Bumi.

NASA telah menangkis semua pemberitaan itu dengan mengatakan, hal itu bisa terjadi 'dalam waktu 100 tahun atau hanya 100 hari'. Namun astronom Australia mengatakan, komunitas ilmuwan luar angkasa bertaruh badai Matahari bisa datang lebih cepat.

Meski mengeluarkan bantahan, NASA telah mengawasi aktivitas badai di Matahari sejak 2006. Dan berita yang beredar di AS menyebut badai matahari bisa terjadi di tahun bencana yang 'diramalkan' Hollywood -- 2012.

Kilas balik ke belakang, badai Matahari pada 1859 dan 1921 menyebabkan kekacauan, badai itu memutus jaringan telegram dalam skala yang masif. Dan, badai 2012 diduga lebih berefek negatif.

"Konsensus umum di kalangan para astronom, badai Matahari pada 2012 atau 2013 akan jadi yang terburuk dalam 100 tahun terakhir," kata dosen astronomi dan kolumnis, Dave Reneke, seperti dimuat laman News.com.au, 25 Agustus 2010.

Peringatan khususnya ditujukan untuk maskapai penerbangan, perusahaan telekomunikasi, dan siapapun yang tergantung pada sistem GPS modern.

"Bahkan bisa memutus rangkaian listrik dan 'memukul' satelit yang mengorbit, seperti yang terjadi tahun ini," tambah Reneke.

Namun, ilmuwan tak begitu peduli apakah badai Matahari berikutnya terburuk dalam sejarah, ataukah separah badai 1859.

Yang jadi sumber kegelisahan adalah fakta bahwa masyarakat kita sangat tergantung dengan teknologi. Meski tak ada yang bisa memprediksikan efek badai Matahari 2012-2013 dalam masyarakat digital.

Sementara itu, Dr Richard Fisher, Direktur Divisi Heliophysics NASA, mengatakan, pukulan badai super seperti 'sengatan' yang bisa menyebabkan bencana bagi kesehatan dunia, layanan darurat, bahkan keamanan nasional -- jika tak ada tindakan pencegahan yang diambil.

Dan Amerika jadi kampiun. Awal tahun ini AS menyelenggarakan latihan Boulder, Colorado, untuk memetakan apa yang mungkin terjadi jika bumi itu dipukul dengan badai seintens badai 1859 dan 1921.

NASA menyatakan, sesuai laporan National Academy of Sciences, jika badai yang sama dengan 1859 terjadi hari ini, kerugian diperkirakan sebesar $1 sampai $2 triliun. Perlu 10 tahun untuk pemulihan.

Saat badai Matahari menerjang, satelit diduga akan seperti berumur 50 tahun, GPS sama sekali tidak berguna. Dan ledakan badai Matahari diduga memiliki energi setara 100 bom hidrogen. Bom hidrogen memiliki kekuatan lebih besar lagi dari bom atom.

Sekadar diketahui, Maret 1954, AS telah mengujicoba bom hidrogen pertama bernama "Bravo" di Atol Bikini, Kepulauan Marshal, Samudera Pasifik. Bravo berkekuatan 10 megaton TNT atau kira-kira 700 kali energi bom atom Little Boy. Alhasil, jutaan ton pasir, batu karang, tumbuhan, dan fauna laut dalam radius 20 mil beterbangan membentuk cendawan raksasa membakar langit. Tiga Atol Bikini, yakni Bokonijien, Aerokojlol, dan Nam, tidak terlihat lagi di atas permukaan air.

"Kami tahu ini datang, tetapi kita tidak tahu seberapa buruk itu akan terjadi," kata Dr Fisher kepada Reneke dalam edisi terbaru Australasian Science.

"Sistem akan terhenti. Suar Matahari akan mengubah medan magnet di bumi. Itu cepat, seperti petir. Itu efek matahari."

NASA temukan panet kembaran bumi

VIVAnews -- Badan antariksa Amerika Serikat (NASA) mengumumkan temuan baru yang dihasilkan satelit Kepler, Kamis 26 Agustus 2010.

Kepler menemukan kelompok planet alien, planet-planet yang tak pernah dilihat sebelumnya itu mengelilingi sebuah bintang -- seperti planet dalam tata surya yang mengelilingi Matahari. Temuan itu dinamakan sistem Kepler 9.

Pengamatan dari observatorium Kepler mengkonfirmasikan dua planet seukuran Saturnus mengorbit sebuah bintang -- dalam jarak sekitar 2.300 tahun cahaya dari Bumi.

Mereka juga mengungkapkan kandidat planet yang mungkin sama ukurannya dengan Bumi dalam sistem yang sama.

Mengapa kandidat? Karena keberadaannya belum terkonfirmasi.

Sampai saat ini, para astronom belum mengkonfirmasi apakah ada planet yang potensial seperti Bumi -- dalam arti bisa menopang kehidupan. Namun, analisa awal mengatakan, planet tersebut punya radius 1,5 kali Bumi.

Observasi lanjutan dari sistem planet tersebut akan membantu menjawab pertanyaan adakah kehidupan di luar Bumi.

"Kami berharap dalam beberapa hari atau minggu, kami bisa memastikannya," kata William Borucki, peneliti utama Keppler di

Pusat Penelitian Ames milik NASA, seperti dimuat laman Space, 26 Agustus 2010.

Untuk kali pertamanya, analisis pengamatan Kepler juga dikombinasikan dengan waktu transit dan observasi kecepatan radial untuk memperkirakan massa planet-planet alien itu.

Dua planet terbesar dalam sistem ini yang dinamakan Kepler 9b dan Kepler 9c -- ditemukan memiliki diameter yang hampir sama. Keduanya punya massa dan kepadatan seperti Saturnus.

Namun, dua planet tersebut terlalu dekat dengan bintang -- mirip Matahari, seperti Merkurius yang mengorbit Matahari. Dua planet itu diduga kuat tidak memiliki kehidupan karena sangat panas.

Planet Kepler adalah kelompok planet ke dua yang diumumkan minggu ini. Sebelumnya, astronom Badan Antariksa Eropa (ESO) mengumumkan penemuan 'tata surya' yang terdiri dari tujuh planet yang berjarak 127 tahun cahaya dari Bumi.

Kembaran Bumi?

Para astronot belum menemukan planet mirip Bumi dari observatorium Kepler.

Jika keberadaan planet ketiga mirip yang Bumi sudah ada konfirmasi, planet itu bisa menjadi 'planet terkecil' yang dikenal.

"Kami bisa mengatakan, dalam hal ukuran fisik, ini akan jadi yang terkecil, tapi kami belum mengetahui massanya," kata Matthew Holman, staf direktur divisi teori astrofisika di Harvard-Smithsonian Center, yang mengkonfirmasi temuan Kepper.

Keppler mengungkapkan, planet ketiga ini memiliki radius 11,5 kali Bumi dan memiliki periode orbital sekitar 1,6 hari di Bumi -- lebih pendek dari Kepler-9b dan 9c.

Para peneliti sedang meneliti apakah kandidat 'Kembaran Bumi' mengorbit di bintang yang sama dengan dua planet lain.

"Salah satu pesan dari pekerjaan ini adalah bahwa Kepler membuat kemajuan menuju tujuan untuk menemukan sistem planet yang mirip dengan tata surya kita."

Namun dalam hal kelayakan huni, sistem Kepler-9 mungkin bukan tempat yang tepat untuk mencari kehidupan.

"Planet-planet ini seperti tidak layak huni," kata Holman. Diperkirakan temperatur dua planet terbesar sangat tinggi, sekitar 740 derajat Kelvin (872 derajat Fahrenheit) dan 540 derajat Kelvin (512 derajatFahrenheit).

"Temperatur itu jauh di atas titik didih air, maka diduga kuat itu bukan planet berpenghuni.

Minggu, 22 Agustus 2010

Ka'bah sebagai pusat bumi

Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.

Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”

Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.

Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda :

"Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam"

source: http://www.kaskus.us/showthread.php?t=4191113

sumber http://wahw33d.blogspot.com/2010/05/misteri-kabah-menggegerkan-nasa.html#ixzz0xPQwwIyk

Sabtu, 21 Agustus 2010

Sampah Antariksa Sanggup Rusak Jaringan Komunikasi

Sebuah laporan Pentagon memperingatkan, ruang angkasa penuh dengan puing akibat benturan sejumlah satelit. Hal ini dapat menyebabkan “reaksi berantai tak terkendali” yang mampu menghancurkan jaringan komunikasi di Bumi. Diungkapkan sejumlah ilmuwan, bahwa volume bekas peluncuran roket, pecahan satelit dan serpihan peluru kendali dalam orbit Bumi, kini cukup memperihatinkan. Tabrakan antara dua satelit atau puing besar dari ‘sampah antariksa’ dapat mengirimkan ribuan keping puing sampah ke dalam orbit, yang kemudian dapat menghancurkan satelit-satelit. Sistem posisi global, koneksi telepon internasional, sinyal televisi dan prakiraan cuaca merupakan salah satu layanan yang beresiko mengalami gangguan kerusakan akibat tabrakan ini.

Ini merupakan ‘reaksi berantai’ yang dapat terjadi akibat kacaunya puing, sehingga mengganggu satelit-satelit komersial maupun militer, Departemen Pertahanan AS memperingatkan. Ada pula kekhawatiran bahwa puing-puing itu dapat mengancam nyawa para astronot pada pesawat ulang-alik maupun yang berada di Stasiun Antariksa Internasional. Maret lalu, sebuah laporan yang dikirim ke kongres (non-publikasi), mengatakan ruang angkasa “semakin padat” dan memperingatkan adanya situasi yang semakin memburuk.

Bharath Gopalaswamy, ilmuwan roket India yang sedang meneliti sampah antariksa di Stockholm International Peace Research Institute, memperkirakan bahwa kini, terdapat lebih dari 370.000 keping sampah, dibandingkan dengan jumlah satelit yang hanya 1.100 pada orbit Bumi (LEO), antara 490-620 mil di atas planet ini. Februari 2009, tabrakan antara bangkai satelit kosmos Rusia dengan sebuah satelit Iridium Communication Inc, telah menyisakan sekitar 1.500 puing sampah pada 4,8 mil perdetik.

Uji rudal China yang menghancurkan sebuah satelit pada Januari 2007, telah meninggalkan 150.000 puing sampah pada atmosfir, menurut Dr. Gopalaswamy, seperti dilansir Telegraph. Puing ini lebih dikenal sebagai “sampah orbit” yang terdiri dari mur, baut serta sampah lain dari sejumlah misi antariksa. “Ini sebagai titik puncak, tidak ada satelit yang terlindung dari kerusakan semacam ini,” ujar Gopalaswamy.

Menurut Space Posture Review, uji rudal China dan puing satelit Rusia merupakan faktor utama yang mendorong Amerika Serikat membantu PBB menghimbau sejumlah perusahaan dan beberapa negara untuk tidak mengacaukan orbit dengan sampah. Kantor Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Urusan Antariksa (UNOOSA), tahun lalu telah mengeluarkan Pedoman Mitigasi Puing Antariksa, mendesak dilakukannya pembersihan peluncur sejumlah kendaraan dan pesawat antariksa dari orbit Bumi setelah misi mereka berakhir.

Mazlan Othman, Direktur UNOOSA, mengatakan ruang angkasa membutuhkan “kebijakan dan hukum guna melindungi kepentingan umum.” “Kita semestinya menggunakan seluruh instrumen untuk memastikan bahwa kebutuhan hidup tidak terganggu akibat kesalahan pada ruang angkasa,” tambahnya.

Rabu, 18 Agustus 2010

Asteroid setara 100 nuklir mengancam bumi

VIVAnews - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) sedang mempertimbangkan mengirimkan satelit tak berawak ke asteroid yang berpotensi menubruk Bumi.

Sasarannya adalah asteroid 1999 RQ36 -- yang punya peluang 1:1.000 menabrak Bumi sebelum tahun 2200. Ini tak main-main, meski peluang tak besar, jika asteroid itu menubruk Bumi, kerusakannya setara 100 bom nuklir yang diledakan sekaligus.

Berdasarkan analisa orbit asteroid itu, kemungkinan besar asteroid 1999 RQ36 akan menubruk Bumi pada 24 September 2182 -- para ilmuwan ingin mengumpulkan sample batu asteroid untuk membantu memperkirakan lintasannya secara lebih akurat.

Jika rencana NASA mendapatkan 'lampu hijau', satelit akan diluncurkan pada 2016 untuk memetakan dan mengumpulkan sampel asteroid -- yang lebarnya 1.800 kaki atau sekitar 548,64 meter.

Proyek pengiriman satelit yang disebut 'OSIRIS-Rex' adalah satu dari dua 'finalis' dalam kompetisi untuk mencari pendanaan.

Pesaingnya adalah misi pendaratan di Planet Venus. Kedua proyek ini akan dibahas dalam lokakarya dua hari di Washington, yang dimulai Selasa 10 Agustus 2010. Proyak mana yang didahulukan akan diumumkan tahun depan.

NASA telah resmi mengklasifikasikan RQ36 sebagai asteroid 'berbahaya' saat ia melintas 280.000 mil dari Bumi. Dengan jaraknya yang makin mendekat dengan Bumi, asteroid ini lebih terjangkau dari yang lain.

Michael Drake, pimpinan proyek OSIRIS-Rex mengatakan, "menjadi asteroid yang paling gampang dijangkau berarti juga paling mungkin menabrak Bumi," demikian dimuat laman Telegraph.

Sementara, Clack Chapman, ilmuwan planet di Southwest Research Institute di Boulder, Colorado mengatakan dampak RQ36 adalah ledakan dahsyat yang menghancurkan.

"Akan sangat dahsyat, seperti 100 bom nuklir kuat meledak secara bersamaan, menciptakan kawah yang lebarnya sekitar 10 kilometer," tambah dia.

Panel pakar yang ditunjuk oleh Presiden, Barack Obama telah menyarankan, program ruang angkasa NASA masa depan harus melampaui Bulan. Ilmuwan lebih menyarankan misi pendaratan ke asteroid -- yang nyata mengancam Bumi.

Sementara, Badan Antariksa Eropa, European Space Agency pada 2008 mengumumkan, mereka akan memilih sebuah asteroid kecil, kurang dari 0,6 kilometer, di dekat Bumi dan mengirim sebuah pesawat ruang angkasa untuk mengebor untuk debu dan puing-puing yang akan dianalisis.

brasil akan publikasikan dokumentasi UFO

VIVAnews - Pemerintah Brazil memiliki perhatian tinggi atas munculnya benda-benda langit misterius, seperti UFO. Brazil memerintahkan Angkatan Udara merekam secara baik setiap penampakan benda tak teridentifikasi itu.

Dokumentasi penampakan UFO itu bertujuan untuk kepentingan penelitian. Disebutkan pula, dokumentasi UFO juga untuk publikasi kepada masyarakat.

Dalam surat perintah yang masuk ke Angkatan Udara Brazil, pemerintah menginstruksikan agar militer mendata semua penampakan benda aneh.

Data-data itu diambil tidak hanya berasal dari kalangan militer, tetapi juga dari pesawat-pesawat komersial yang melihat piring terbang melintas. Data dan kesaksian juga diambil dari menara-menara kontrol di bandara.

Juru bicara pemerintah Brazil mengatakan, Angkatan Udara telah memiliki dokumentasi tentang UFO selama beberapa dekade.

Semua data dari masa lalu dan 'masa depan' itu baik dalam bentuk laporan tulisan, foto, dan video, akan disimpan Angkatan Udara setempat. Nantinya, data-data itu akan disimpan dalam Arsip Nasional Brazil di Rio de Janeiro.

Dalam surat perintah yang diterbitkan, pemerintah akan menyampaikan secara berkala tentang keberadaan UFO. Publikasi penampakan UFO akan terus disampaikan secara resmi kepada masyarakat.

Brazil adalah satu negara yang kerap menjadi langganan didatangi UFO. Penampakan UFO dilaporkan sejak tahun 1947 hingga 1996.

Pada 23 Juli 1947 seorang ahli topografi Jose Higgins menyaksikan benda berdiameter sekitar 45 meter, berwarna abu-abu, dan mendarat dengan 'kaki' di Bauru, Sao Paolo. Benda itu mendarat dan meninggalkan jejak lingkaran seperti cincin Saturnus.

Pada 1957 masih terkenal peristiwa di atas Benteng Itaipu. Dua penjaga benteng melihat 'bintang' yang terus membesar dan semakin lama semakin mendekat. Benda berbentuk piring terbang itu perlahan berhenti tepat di atas benteng.

Insiden ini terkenal dengan peristiwa gelombang panas di Benteng Itaipu. Seorang saksi mata jatuh pingsan, seorang lainnya berteriak meminta bantuan.

Data terakhir yang tercatat pada akhir Januari 1996 di Varginha di negara bagian Minas Gerais. Peristiwa ini populer dengan sebutan insiden 'Kecelakaan UFO'.

Sebuah benda asing berbentuk mirip kapal selam bercahaya, bergetar, mengeluarkan asap dan tidak bersuara terbang di atas kawasan peternakan. Benda itu hanya berada 5 meter di atas permukaan tanah. Benda itu lalu dilaporkan jatuh dan hancur berkeping-keping.

Saksi dari militer menyebut benda itu hancur dan puing yang dikumpulkan memiliki berat yang sangat ringan. UFO berbentuk cerutu itu dilaporkan jatuh pada dini hari jelang shubuh. (Associated Press)

Senin, 16 Agustus 2010

Garuda Wisnu Kencana


Garuda Wisnu Kencana (GWK) Cultural Park merupakan sebuah taman wisata di Unggasan Jimbaran Bali dengan objek wisata Patung GWK (Garuda Wisnu Kencana). Patung GWK ini adalah patung replika Dewa Wisnu yang menunggangi kendaraan bernama Garuda setinggi 12 m, karya pematung terkenal Bali, I Nyoman Nuarta. Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.

Patung ini diproyeksikan untuk mengikat tata ruang dengan jarak pandang sampai dengan 20 km sehingga dapat terlihat dari Kuta, Sanur, Nusa Dua hingga Tanah Lot. Patung Garuda Wisnu Kencana ini merupakan simbol dari misi penyelamatan lingkungan dan dunia. Patung ini terbuat dari campuran tembaga dan baja seberat 4.000 ton, dengan tinggi 75 meter dan lebar 60 meter. Jika pembangunannya selesai, patung ini akan menjadi patung terbesar di dunia dan mengalahkan Patung Liberty.

mau berkuncung ke GWK?

Pulau Komodo

Pulau Komodo adalah sebuah pulau yang terletak di Kepulauan Nusa Tenggara. Pulau Komodo dikenal sebagai habitat asli hewan komodo. Pulau ini juga merupakan kawasan Taman Nasional Komodo yang dikelola oleh Pemerintah Pusat. Pulau Komodo berada di sebelah barat Pulau Sumbawa, yang dipisahkan oleh Selat Sape. Secara administratif, pulau ini termasuk wilayah Kecamatan Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Pulau Komodo merupakan ujung paling barat Provinsi Nusa Tenggara Timur, berbatasan dengan Provinsi Nusa Tenggara Barat. Di Pulau Komodo, hewan komodo hidup dan berkembang biak dengan baik. Hingga Agustus 2009, di pulau ini terdapat sekitar 1300 ekor komodo. Ditambah dengan pulau lain, seperti Pulau Rinca dan dan Gili Motang, jumlah mereka keseluruhan mencapai sekitar 2500 ekor. Ada pula sekitar 100 ekor komodo di Cagar Alam Wae Wuul di daratan Pulau Flores tapi tidak termasuk wilayah Taman Nasional Komodo.


Selain komodo, pulau ini juga menyimpan eksotisme flora yang beragam kayu sepang yang oleh warga sekitar digunakan sebagi obat dan bahan pewarna pakaian, pohon nitak ini atau sterculia oblongata di yakini berguna sebagai obat dan bijinya gurih dan enak seperti kacang polong. Pada tahun 1910 orang Belanda menamai pulau di sisi selatan Provinsi Nusa Tenggara Timur ini dengan julukan Pulau Komodo.

hujan kodok di jepang


Beberapa bulan yang lalu Juni 2009, jepang dikejutkan dengan adanya fenomena aneh yang terjadi saat turun hujan. Bukannya air yang turun melainkan hewan aneh yang berbentuk ikan seperti kodok. Hal ini terjadi dibeberapa kota dijepang diantaranya kota Taiwa, Nakanoto, Asahi dan Kuki.

Hewan ini memiliki panjang dengan diameter 5 cm berbentuk seperti ikan dan kodok, sejauh ini tidak ada yang dapat menjelaskan kenapa hal ini bisa terjadi. Beberapa orang menyebutkan ini merupakan fenomena langka yang pernah terjadi di Jepang dan mereka menyebutnya "binatang hujan" yang diakibatkan perubahan cuaca yang tidak menentu dinegara Sakura ini, badan metereologi jepang juga tidak dapat menjelaskan apa penyebab terjadinya hal tersebut.